Halaman

Tampilkan postingan dengan label bali. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bali. Tampilkan semua postingan

11.22.2011

Pendakian Puncak Mangu

Menikmati jajaran perbukitan di daerah Bedugul seperti memandangi selimut hijau yang sesekali dihiasi kabut-kabut tipis pada puncak-puncaknya. Meskipun beberapa celah telah dibangun villa dan hotel, selimut hijau itu masih memberikan kesan menarik. Udaranya yang sejuk semakin menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.

Salah satu dari puncak-puncak bukit ini menyimpan lokasi yang menarik. Sebuah pura. Pura Puncak Mangu, pura yang berada di ujung bukit yang mengelilingi sisi danau Buyan. Membayangkan sebuah pura dibangun di puncak bukit mengusik decak kagum dan rasa tanya yang besar. Bagaimana sebuah pura mampu dibangun di puncak yang lokasinya 2 km dari dasar bukit? Barangkali jawabannya kembali terselubung pada legenda rakyat dan kearifan lokal daerah ini.

11.08.2011

Bali Bertahan Untuk Siapa?

Tema ngobrol santai di stasiun Dewata TV beberapa waktu lalu mungkin bagi kebanyakan orang sangat biasa. Isi obrolannya mengenai "masyarakat Bali harus menjaga kelestarian alam dan budayanya supaya Turis-turis mancanegara tetap langgeng datang ke Bali". Tema obralan seperti ini tentu sering didengarkan. Pertimbangan dari sisi bisnisnya begini : Turis-Turis itu datang ke Bali sebagian besar untuk menikmati panorama alam dan tradisi yang sedang berlangsung di Bali. Mempertahankan alam dan tradisi berarti mempertahankan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali. Korelasi yang sederhana.


Jargon mempertahankan kelestarian alam dan tradisi sebenarnya tidak sekedar masalah banyaknya wisatawan yang akan berkunjung ke Bali. Karena situasi yang sedang beruntung saja, Bali menjadi salah satu Pulau destinasi mancanegara, dan uang menjadi faktor penting dalam setiap lika-liku kehidupan di Bali (bukan berarti uang tidak penting pada masyarakat di Pulau-pulau lainnya). Kelestarian alam dan budaya sebaiknya juga dipandang sebagai kelestarian terhadap identitas sebagai orang Bali. Yang namanya orang Bali itu semestinya orang yang turut menjaga kelanggengan alamnya (baik itu Pura sebagai icon Bali, sungai, tanah, laut, dan semuamuamuanya) serta tradisinya yang kaya. Tidak serta merta orang yang tinggal dan lahir di Bali bisa menyandang gelar orang Bali. Siapa tahu hanya sekedar numpang hidup dan bernafas di Bali saja.

10.20.2011

Serangan Telak Buat Bali

Thuesday Update

Bulan ini sepertinya Bali mendapatkan serangan telak dari berbagai penjuru. Dari atas, bawah, bahkan dari dalam. Dari atas ditandai dengan kemunculan kasus Flu Burung di daerah Bangli. Kasus ini dibuka dengan adanya 2 korban. Satu lagi pasien yang masih menunggu hasil laboratorium untuk meyakinkan sakitnya bukan karena flu burung. Dari bawah ditandai dengan goncangan gempa 6,4 skala richter minggu lalu, yang menggoncang tempat tidurku juga. Setelah sekian lama vakum, akhirnya kembali lagi tempat tidurku diguncang oleh gempa sungguhan, bukan gempa buatan manusia...
Dari tengah, wah ini yang memalukan, adanya kasus Melia Resort yang ternyata milik buronan terpidana, J. Tjandra. Bagaimana bisa pemerintahan Badung merestui pembangunan Melia Resort padahal sudah tahu pemiliknya adalah seorang buronan? Ditambah lagi, lokasi pembangunan merusak area kesucian Pura. Alamaaaakkk... Malu jadi orang Bali kalau ranah kesucian saja mulai dikotori pikiran busuk duniawi. Bukan itu saja. Masih ingat masalah tawuran antar Banjar di Klungkung? Wah, berarti ada 2 kejadian yang memalukan neh.

9.30.2011

Orang Bali Belum Siap Tinggal di Bali


Kemarin, beberapa perawat bertanya : "Dok, rencana kerja di mana?"
Wah, rasanya kuncup-kuncup bunga dalam hatiku mekar saat ditanya dengan menggunakan titel D-O-K (dengan huruf K di belakangnya, bukan G, ok).

"Rencananya ingin ke luar Bali, mungkin ke daerah timur."
Yah, namanya juga rencana. Bisa saja berubah di tengah jalan, to.

"Wah, kok jauh dok. Kenapa tidak di Bali saja?"
"Di Bali sudah penuh dokter soalnya, ya dok?", kata perawat satunya.

Kujawab saja dengan sedikit "guyon" " Bener tu, di Bali sudah banyak dokternya. Lagian, supaya Bali tidak penuh, biar pendatang yang masuk ke Bali, aku pergi keluar Bali. Kan seimbang itu antara pemasukan dan pengeluaran. Tapi, nanti pas aku kembali ke Bali, semua penduduknya malah jadi pendatang ya, ahahaha..."

9.19.2011

Inikah Wajah Busuk Masyarakat Dewata ?

Pemandangan Pagi di Desa Pengotan
Tampaknya sudah 2 x dalam 3 bulan terakhir nama Bali terkenal di kancah nasional dengan aksi anarki yang melibatkan tewasnya nyawa manusia. Mulai kelihatan-lah wajah Bali yang "arogan" dan penuh dengan kebencian. Barangkali ini merupakan bentuk dari prinsip rwa bineda. Di mana ada yang baik, ada pula yang jahat. Ada keharmonisan, dibalik itu ada juga perpecahan. Perpecahan yang sebenarnya sangat amat bisa diatasi dengan "kepala dingin" sambil minum kopi luwak, dan sekedar bersendau gurau. Rupanya, penyelesaian masalah dengan cara seperti itu sudah mulai luput di beberapa mata masyarakat bali sekarang ini.

9.15.2011

Orang Bali (Juga) Korupsi


Tidak ada satu ras pun yang memiliki imunitas terhadap korupsi. Tidak terkecuali orang yang tinggal di Pulau Dewata ini. Barangkali pulaunya memang memancarkan kilau dewata, tetapi tidak bagi beberapa orang yang kini menginjakkan kaki di atasnya.

Seandainya dikorek sedikit demi sedikit seperti mengorek selokan bau busuk, akan mulai bermunculan kejadian-kejadian (yang bisa berarti fakta) yang menunjukkan korupsi sudah menjamur dalam kehidupan masyarakat Bali sekarang ini. Mulai dari kasus korupsi yang menyangkut "rahasia umum", sampai yang terang-terangan menyangkut nama salah satu orang bali. Sebut saja kasus yang sudah bergulir di tubuh Kemenakertrans yang menyeret tersangka Nyoman Suisanaya yang hangat diberitakan di bulan Agustus.

6.28.2011

Massage Plus Puas

Menjadi salah satu destinasi dunia, apalagi sudah terkenal sebagai salah satu tempat penyaji spa terbaik dunia, Bali menyediakan berbagai pengalaman unik dan menarik untuk menyegarkan tubuh dan jiwa. Salah satunya layanan pijat (massage), baik pijat minus, pijat titik, pijat plus.