Halaman

7.31.2011

A Side The River


Sesaat yang lalu, aku berjalan-jalan ke daerah Celuk yang terkenal dengan kerajinan peraknya di Bali. Di kanan-kiri jalan raya Celuk berderet rumah-rumah galeri perak yang memukau mataku. Orang yang tidak mengerti seni sekalipun akan terkesima melihat betapa rupawannya rumah itu. Dalam hati yang dalamnya terdalam, kepingin rasanya punya rumah yang berdisign seperti daerah Celuk ini.


: rumah kerajinan perak di Celuk

Saat sedang berjalan, ada gang yang menarik perhatianku. Di balik gang itu terdapat rumah produksi perak juga. Polanya sangat unik. Akhirnya aku mendekat seperti serangga yang terbius aroma bunga. Setelah mengamati beberapa saat, sambil sedikit mengambil photo seperti seorang pencuri, aku tertarik untuk mengikuti aliran sungai (lebih tepatnya "KALI", aliran air yang lebih kecil daripada sungai) yang mengalir di sisi rumah tersebut. Masih ada kali yang mengalir lancar di daerah ini. Pikirku, kali di daerah Bali sudah pada "mati". Menyelusuri kali ini, aku menemukan berbagai hal yang unik, yang menggaruk dan menggelitik dengkul ku (apakah otakku di dengkul ya...?). Di sisi kanan-kiri kali terdapat rumah yang jauh berbeda dari citra rumah di sisi kanan-kiri jalan raya Celuk. Sangat jauh berbeda. Barang kali inilah yang namanya Hell and Heaven Side by Side? Di ujung dari kali ini masih ada pemandangan sawah yang "rupawan". Sungguh menyejukkan. Rupanya salah satu aliran kali ini digunakan sebagai pengairan sungai. Sepertinya masih menggunakan sistem pengairan subak. Seiring perjalananku, aku bertemu dengan seorang bapak (petani) yang memperbaiki aliran air menuju sawah. Kali yang mengalir di urat nadi Bali masih berguna bagi beberapa orang. Masih ada sawah yang menantikan aliran berkatnya. Inilah salah satu alasan kita harus tetap menjaganya. Demi diri kita sendiri, tentunya.



: Hidden Paredise



: aliran kali yang dibagi dua untuk aliran sawah

: Lihat ikan "balang timah" di photo ini? Ikan yang populer saat aku kecil dulu =)

Setelah melewati satu gang, aku menuju gang yang lainnya. Di sini juga masih terdapat sawah yang "relatif" luas. Berselang seling dengan sawah itu sudah mulai "ditanami" rumah-rumah mewah. Ini lah masa di mana sawah mulai ditanami beton. Berlahan tetapi pasti, kita akan menyaksikan Bali dipenuhi "tanaman" rumah. Mungkin sekali kita akan lupa gambaran bagaimana para petani berusaha untuk menjaga padi-padi yang sedang ditanam dari ulah nakal burung "mprit", dengan alat-alat sederhana untuk menghalau hinggapnya para burung, dan teriakan yel yel khas petani untuk mengusir burung. Aku cucu seorang petani, dan aku tinggal di negara (kononnya) agraris. Saat kecilku, aku akrab dengan kebiasaan petani ini. Kini, aku hanya dapat melihatnya satu - dua hal dalam beberapa kesempatan. Sisanya, hanya dalam kenangan.

Tidak selamanya kebiasaan kita bersahabat dengan kali ini. Justru sering kali tindakan kita merusak aliran sungai dan mencemarinya, seperti yang aku temukan dalam perjalanan kali ini. Pembuangan air buangan rumah langsung mengalir ke sungai/kali melalui pipa pembuangan. Untung saja, beberapa sistem Subak melarang tarjadinya pencemaran terhadap aliran sungai. Mereka sadar - dan aku yakin para pembaca juga - kalau aliran kali itu sangat penting bagi ekosistem, bagi manusia. Palang larangan itu tidak serta merta membuat orang patuh. Ah, sama saja seperti palang larangan lainnya di Indonesia. Nasibbb... nasibbb (atau lebih tepatnya kebiasaann... kebiasaan..).

Hebatnya, perjalanan singkat ini membawa aku pada takdir yang menakjubkan! Aku berhasil melihat burung sawah yang sudah jarang sekali aku lihat. Ini seperti burung puyuh, tapi jauh lebih besar. Bulunya berwarna hitam, dengan corakan putih pada leher hingga dada. Burung ini sangat pemalu. Dalam jarak 100 m pun,jika dirasakan ada manusia, dia akan menjauh masuk ke sela-sela padi. Menghilang. Saat itu, aku melihat burung ini dengan anaknya yang masih belum berbulu halus. Sungguh kejadian yang langka. Meskipun singkat, aku senang dapat mengabadikannya. Alam memberikan banyak rahasia yang menakjubkan. Sungguh amat disayangkan jika harus musnah oleh manusia, salah satu makluk yang (katanya) berbudi. Ayo, kita jaga bersama alam ini, khususnya aliran sungai di sekitar kita.


: Past vs Future, Side by Side

: We are Locked...., helllpp!!





: "Tanaman" Rumah di Sawah

: Bisakah kalian melihat burungnya??

Other Photos, nice to be seen :





"Yang dapat kita lihat dari masa lalu adalah kenangan"
yN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAPPY COMMENT...