Halaman

11.04.2011

Pizza = Junk Food??

Belajar hidup dalam komunitas kota berarti juga belajar untuk mencicipi makanan kota. Makanan kota yang beragam banyak diwarnai oleh makanan junk food, cepat saji. Suatu kebutuhan masyarakat yang ingin cepat-cepat, makanannya pun harus serba cepat. Saat memilih makanan yang satu ini, pizza,  apakah termasuk dalam makanan junk food?

Makanan rakyat jelata di Eropa tempo doeloe ini kini menjadi salah satu makanan yang tersebar di berbagai belahan bumi. Penikmatnyapun dari berbagai kalangan. Pizza menjadi salah satu makanan kota dan menjadi bisnis waralaba yang mendunia.
Terakhir kali aku mencicipi Pizza...entah kapan. Itu saat makan bersama keluarga Yogya di PizzaHut. Mumpung bulan Oktober aku punya dua lembar bonus Personal pain Pizza dari Internet Three, maka rencana untuk menikmati Pizza kembali muncul. Lokasi pizza yang akan kami nikmati adalah Pizza Hut pertokoan Libi, Denpasar.

: Dua orang konsumen dengan kupon bonus, ehehe

: Pramuniaga yang ramah di pintu masuk

Biasanya Pizza Hut di pertokoan Libi ini penuh dengan pengunjung. Beruntung siang itu pengunjung Pizza relatif lenggang. Saat kami masuk melewati pintu kaca Pizza Hut, kami sudah disambut dua pramuniaga di sisi kanan-kiri pintu, sambil memberi hormat ala eropa-ketimuran dengan gaya hendak berlutut sedikit, dan tangan di dada mirip biksu. Sapaannya ramah, lugas, dan lancar sekali. Mengalir dengan cepat, seperti hapalan yang sudah ada di luar kepala.

Kami diantarkan ke tempat duduk yang masih kosong. Di sodorkan menu. Hmm, sudah pasti aku belum mampu beli makanan di sini dengan uang sendiri. Buru-buru aja aku keluarkan kupon Internet three nya. Waitress itu mengambil kuponnya, lalu berkata : " harap menunggu 15 menit lagi ya. Jika ada yang lainnya yang bisa dibantu, silakan menghubungi saya di sana."
Duuhh, ramahnya....Manis pula. Seandainya rumah sakit seperti itu, pasti pasiennya sudah setengah sehat saat baru masuk di pintu gerbangnya saja.

Lima belas hingga 20 menitan kami menunggu, akhirnya pesanan pizza datang. Untuk menu tambahan kami membeli Coca Cola. Tapi, ya, kaget juga. Coca Cola yang biasanya di luar aku beli 4 ribu - 5 ribuan, di sini jadi 10 ribu. Itupun hanya satu gelas saja. Emang beda ya. Mungkin sudah kena penambahan nilai sana-sini.

Ternyata menu Personal Pan Pizza itu cepat sekali buat perut ini kenyang. Dari pizza ukuran kecil yang dipecah dalam 4 potong, dengan menikmati 3 potong saja sudah membuat perut penuh. Apa di dalam perut roti pizza itu mengembang lagi ya??
Rasa Pizza nya lumayan. Mungkin aku yang belum bisa menikmatinya, menurutku Pizza itu bukan makanan yang masuk dalam kategori enak sekali. Meskipun harus diakui dari ciri khas makanan ini punya point yang bagus. Jarang-jarang kan ada roti yang bunder gini, trus ada taburan macem-macem di atasnya. Sesuatu banget, gitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAPPY COMMENT...