Halaman

8.28.2011

Hingga Pacaran (pun) Harus Sehat


Perhatian! Tulisan ini hanya untuk mereka yang sudah pacaran, atau yang berencana untuk pacaran. Jika tidak termasuk dalam dua kategori itu, silakan baca artikel lain.

Kok sombong sekali??
Pemulung aja sudah banyak dilarang masuk ke perumahan. Ya, biar kelihatan "horor" sedikit tulisannya, ohoho.

Beberapa waktu yang lalu (25/8), tim penyuluhan yang terdiri dari dua gadis menawan dan satu emak-emak (uhuk..uhuk...) memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi. Pembicaraannya ngubek-ngubek masalah penyakit menular seksual seperti sifilis, gonorhea, dan HIV. Khusus untuk para cewek juga ditambahkan pengetahuan kanker serviks. Tambahan sebagai wawasan umum, juga diberikan materi tentang pacaran yang sehat.

Wow, terpikir olehku bahwa kini pun ada konsep pacaran yang sehat. Berarti ini merupakan konsep sehat-sakit yang baru di bidang kedokteran. Bukan hal yang biasa lagi bahwa cowok dan cewek, pria dan wanita, saat bertemu dan mulai suka, maka dimulailah masa-masa mencari celah untuk "menembak" (mengutarakan isi hati kalau suka). Setelah menembak, mulailah masa yang dikenal sebagai masa pacaran. Inilah salah satu tembakan yang tidak membunuh, tapi barangkali membuat seseorang masuk ke permasalahan yang baru (ehehe, bukannya pesimis...).

Masa pacaran sering kali dikonotasikan sebagai masa perkenalan lebih jauh. Seperti ada sebuah lapisan taktampak yang mengelilingi pasangan ini supaya "lengket" dan lebih mudah untuk saling mengenal. Point nya adalah untuk saling mengenal. Dengan kedekatan yang intens sambil membuat orang-orang disekitarnya seperti terasingkan dalam dunia yang hanya milik mereka, pasangan ini mencuba mulai membuka pribadi yang sebenarnya kepada pasangan. Ingat ya, saat masa pendekatan sebelum pacaran, yang berisikan fokus untuk sekedar menggaet cowok/cewek yang disukai, akan banyak sekali perilaku yang tidak sesuai dengan kenyatannya.

He? Maksudnya?
Misalnya dari yang jarang mandi menjadi sering mandi, dari yang mudah marah menjadi sangaaat sabar. Bahkan, ada lo ya, dari yang peliiiitt sampai bisa jadi dermawan dadakan. Inilah masa-masa "burung merak", berusaha untuk menarik perhatian pasangan. Maka, jangan salahkan jika pada masa ini akan keluar semangat yang besar dari dalam diri dan keluar uang yang besar dari dalam dompet.

Diangkat dari kisah nyata penulis ya??
HUS! Ganggu aja ni suara hati!

Itulah kenapa terkadang saat masa pacaran akan mulai muncul perilaku yang dipikir "kok baru aku tahu sifatnya seperti ini.." Dimulailah masa untuk saling memahami inter pasangan. Saat mulai terbuka itulah saat yang kritis dalam suatu hubungan. Semakin mengenal seseorang dan melihat beberapa sifat yang tidak sesuai dengan sifat diri sendiri, maka akan dimulai pintu adaptasi (toleransi). Seberapa besar pintu itu dibuka menentukan ujung dari masa pacaran ini. Jika belok kiri jurang "putus", belok kanan tetap bersama tapi "selingkuh", dan jika lurus akan menuju ke jenjang berikutnya.

Bagaimana misalnya selama pacaran ini pasangan makin lekaaat saja dan gombal-gombal cinta masih sering muncul sehingga pasangan cewek (biasanya) klepek-klepek (terpukau) dibuatnya? Apalagi dengan gombalan : aku akan menikahimu nanti... Kalimat yang di beberapa telinga cewek seperti kontrak yang pasti akan terwujud, sedangkan di beberapa kepala cowok sebagai umpan supaya dapat terpancing. Perlu perhatian ekstra untuk kasus ini. Bahkan mungkin jika pun Aku mengatakan : hati-hati!, awas!, jangan lakukan!, mungkin tidak akan didengarkan karena sudah terlanjur masuk dalam sihir cinta selama pacaran. Jadi, aku gunakan "perhatian ekstra", karena sekali masuk dalam sihir cinta ini, kedua pasangan (jadi tidak salah satu saja) bisa tidak berpikir rasional dan mulai melakukan hal seperti suami-istri.

Apa itu maksudnya mencuci bersama? Bayar rekening listrik bersama? Atau bekerja bersama?
Berhubungan badaaaannn, dodollll!
Makanya yang jelas donk!

Apakah berhubungan badan saat berpacaran tidak boleh?
Hmmm, tumben pertanyaanmu kritis... Jika dikatakan tidak boleh tentu harus ada alasannya. Secara keagamaan tentu semua orang memiliki kepercayaannya masing-masing mengenai masalah ini, dan aku tidak hendak membahas keyakinan masing-masing. Dalam bidang kedokteran tentu ada pertimbangan dari sisi fisik dan psikis. Sudahkan fisik dari pasangan itu matang? Fisik dari pasangan itu berarti mengarah pada organ reproduksinya. Secara psikis perlu dilihat kesiapan masing-masing pasangan seandainya diketahui mengandung, berkeluarga dalam waktu dekat, hingga terkadang muncul stres terkait "perawan atau tidak". Jadi, seandainya alasan-alasan itu telah terjawab semua oleh pasangan, maka jawaban kembali diserahkan kepada masing-masing pasangan.

Saat penyuluhan kemarin, konsep sehat-sakit dalam berpacaran dijabarkan dalam sebuah singkatan PACARAN, yaitu : 

P = Perlu persiapan
A = Amalkan nasehat orang tua
C = Cinta monyet awalnya
A = akan bisa terjadi putus pacar
R = Rayuan gombal bisa menjebak
A = aman untuk kespro
N = Norma-norma diperhatikan

Mungkin setiap orang memiliki tingkat sehat-sakit tersendiri dalam pacaran. Setidaknya, tambahan saran ini dapat digunakan juga sebagai sedikit masukan sehingga mengurangi kekhilafan "masuk" selama Pacaran. Selamat menikmati hari-hari bahagia dan penuh pertualangan selama pacaran.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAPPY COMMENT...